Sabtu, 10 Desember 2011

ASAS-ASAS PENDIDIKAN

Sebagaimana dipertemuan-pertemuan sebelumnya dijelaskan bahwa pendidikan merupakan kegiatan transformasi pengetahuan yang menggunakan sistem yang saling berhubungan. Untuk itu sebagai sebuah system, pendidikan itu hendaklah memiliki sebuah asas yang  merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Di Indonesia sendiri kita mengenal tiga asa yang digunakan yaitu: Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.sehingga ketiga asas tadi menjadi pondasi dasar dan tumpuan agar pendidikan menjadi lebih terarah.

Asas Tut Wuri Handayani
Tut Wuri Handayani memiliki pengertian “jika di belakang memberi dorongan” asas ini menjadi pondasi dasar dari pendidikan di Indonesia atau dari sistem Among perguruan. Asas ini pertama dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara yang selanjutnya diteruskan dan diberi tambahan dua semboyan lagi oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono  yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo yang artinya” jika di depan memberi contoh”. dan Ing Madyo Mangun Karso jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat”.
Sehinggga bila disatukan tiga semboyang tersebut sebagai berikut
jika di depan memberi contoh.
jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat.
jika di belakang memberi dorongan

Asas Belajar Sepanjang Hayat
Sebagai orang yang memiliki keimanan, atau lebih tepatnya beragama Islam tentulah tidak akan mungkir dari pernyataan bahwa manusia melaksanakan pendidikan yang bertumpu pada “Asa Belajar Sepanjang Hayat”. Teori Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang dan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal. Sehingga pendidikan di sekolah mesti melihat atau dengan kata lain sekolah hendaknya dapat menerawang kebutuhan peserta didik dimasa depan. Juga selain dari pada itu sekolah harus memberikan peluang terhadap peserta didik untuk dapat melakukan proses pendidikan diluar sekolah dengan petunjuk yang diberikan pendidik di sekolah.

Asas Kemandirian dalam Belajar
Dari hal yang saya tahu bahwa belajar merupakan proses menemukan hal-hal baru atau menemukan pengetahuan asing dari hidup. Penemuan hal atau pengetahuan baru ini didapat baik di sengaja atau tidak disengaja. Baik di dalam proses pendidikan atau proses interaksi dengan alam. penerapan ilmu pemebelajaran tidak hanya dilakukan adanya unsus seorang tenaga pendidik yang nongkrong di depan kelas memberikan ujaran, arahan dan atau lebih populernya dengan sebutan menyuapi peserta didik. Namun pembelajaran lebih efektif apabila peserta didik belajar mandiri. Misalnya peserta didik mencari bahan materi yang telah di sampaikan oleh guru di media lain seperti: buku referensi, media cetak, televise, radio, internet bahkan tidak menutup kemungkinan siswa dapat belajar di alam bebas, bila materi berkaitan dengan alam.
Selain dari pada tiga asas tadi, ada yang tidak kalah penting dalam melaksanakan pendidikan terhadap peserta didik yang pertama, adalah Asas Kasih Sayang. Asas  ini menerapkan suasana yang kita kembangkan, dalam konteks ‘interaksi edukatif’, hubungan antara pendidik dengan peserta didik dibina dalam suasana kasih sayang yang terarah pada pembentukan kepribadian. Yang kedua  adalah Asas Demokrasi dan Keterbukaan. Makna asas demokrasi dalam proses kegiatan pendidikan adalah agar peserta didik terbina untuk menjadi SDM yang demokratis sesuai dengan hak dan kewajibanya jujur dalam bertindak.. Ketiga adalah Asas Tanggungjawab .  . Makna asas tanggung jawab dalam pendidikan adalah untuk menghasilkan SDM yang memiliki sifat dan sikap bertanggungjawab pada penampilan, perilaku, tindakan, serta perbuatanya. Keempat adalah Asas Kualitas asas ini bertujuan agar pendidikan  mampu menciptakan SDM yang berkualitas, mulai kualitas jasmaniah (fisikal-biologis), keterampilan, etos kerja, intelektual, emosional, sosial, ekonomi, spiritual (agama), yang semua itu bermuara pada ‘kualitas’ iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang tercermin pada ‘kualitas akhlaknya’ dalam kehidupan sehari-hari sebagai manusia yang manusiawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar